JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, memunculkan ide agar bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax yang beroktan 92 dicampur dengan premium yang beroktan 88 sehingga menghasilkan premix yang beroktan 90. Ia percaya, premix akan dibeli banyak orang nantinya.
"Tadi ada ide saya ngobrol dari beberapa teman gimana kalau Pertamina itu menyediakan premix ron (oktan) 90. Jadi campuran antara BBM yang disubsidi (premium) ron 88 dengan pertamax ron 92," sebut Widjajono, seusai menghadiri diskusi terkait penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi, di Jakarta, Rabu (4/4/2012).
Mengenai harga jual, ia menyebutkan, harga tinggal diambil tengah-tengah antara harga premium Rp 4.500 dengan pertamax yang kini berada pada harga Rp 10.200 per liter. Dengan begitu, premix bisa dipasarkan dengan harga Rp 7.250 per liternya. "Harganya dibagi dua saja," tambah dia.
Dengan harga Rp 7.250, pemerintah tidak perlu lagi memberikan subsidi kepada premix. "Karena terus terang itu ada pasarnya. Di Indonesia ini ada orang yang nggak mau pakai pertamax tapi juga kalau pakai Rp 4.500 aku kok terlalu banyak ngambil uang negara," sebut dia.
Widjajono pun mengatakan, ide ini belum disampaikan ke Pertamina. Tapi, kata dia, Pertamina tidak akan mengalami kerugian dengan kehadiran premix. Masalah blending (pencampuran kedua jenis BBM) pun tidak sulit. "Saya sudah ngomong dengan eks-Pertamina," tambahnya.
"Ya kalau bisa secepatnya. Semakin cepat, subsidi itu berkurang," pungkas Widjajono.
0 comments:
Post a Comment