Your Ad Here

5 Kemampuan Hebat Bayi

Jakarta - Jangan anggap remeh kemampuan seorang bayi.

5 Layanan Berbagi Foto

Jakarta - Layanan-layanan berbagi foto jumlahnya sangat banyak. Tentunya hal ini membuat para pecinta foto makin dimanjakan.

Pak Polisi Pembalap

Jakarta - Sebagai aparat kepolisian Bripda Eko Yulianto (23) tak berhenti memodifikasi mobil

Itali Bungkam Kritik di EURO

Krakow - Italia datang ke Piala Eropa 2012 dengan modal yang tak begitu bagus setelah menelan kekalahan di laga ujicoba.

Wayang Suket Diburu Kolektor Asing

Jakarta - Produk kerajinan Wayang Suket atau Wayang Rumput asal Desa Wlahar, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, banyak diburu

Thursday, February 28, 2019

Ratna Sarumpet Acungkan Dua Jari Saat Sidang



JAKARTA, Terdakwa kasus penyebaran berita bohong atau hoaks, Ratna Sarumpaet mengacungkan simbol dua jari saat tiba di Ruang sidang utama, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019). 

Ratna juga tersenyum kepada awak media dan mempersilakan awak media untuk mengambil gambarnya. 

Agenda sidang perdana Ratna adalah pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU). Sidang dipimpin oleh Wakil Ketua PN Jakarta Selatan Joni. 

Ratna Sarumpaet ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penyebaran kabar bohong atau hoaks bahwa dirinya dianiaya orang. 

Ratna ditangkap pihak kepolisian di Bandara Soekarno-Hatta saat dia hendak menuju Cile pada 4 Oktober 2018. 

Berkas penyidikan Ratna Sarumpaet diterima Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta pada 30 Januari 2019.  Ratna lalu diserahkan pihak kepolisian kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan pada 31 Januari 2019 setelah berkas perkaranya lengkap atau P 21. Ia diserahkan beserta barang bukti untuk proses pelimpahan kasus. 

Namun, Ratna kembali dititipkan di Rutan Polda Metro Jaya sambil menunggu pemeriksaan barang bukti. Kejari Jakarta Selatan melimpahkan berkas perkara Ratna ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada 21 Februari 2019.

Sumber : Kompas.com

Prabowo : Kita Tak Mau Terus Dibelakang



Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menyinggung proyek infrastruktur era pemerintahan Joko Widodo ( Jokowi) yang menurutnya dibangun bukan untuk rakyat kecil. Hal itu disampaikan Prabowo saat menggelar silaturahmi dengan alim ulama, kiai dan habaib di Pondok Pesantren Assadad, Sumenep, Madura, Selasa (26/2).

Prabowo mengakui, pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan bangsa ini. Namun, infrastruktur yang dibangun harus bisa diakses oleh rakyat.

"Kalau yang pakai infrastruktur hanya pengusaha untuk membawa barang dari luar negeri (impor), ya untuk apa infrastruktur itu," kata Prabowo melalui siaran pers Badan Pemenangan Nasional (BPN).

Kepada rakyat Sumenep, Prabowo berjanji, pemerintahan yang ia pimpin ke depan akan membangun infrastruktur yang memberi nilai tambah bagi masyarakat.

"Kita akan bangun ratusan pabrik-pabrik, anak-anak kita harus mendapatkan pekerjaan yang baik, kita tidak mau anak kita hanya jadi babu. Anak petani harus jadi insinyur, harus jadi dokter," kata Prabowo.

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang bersih dari korupsi. Ketua Umum Partai Gerindra itu memastikan dirinya akan menunjuk putra putri terbaik untuk duduk di kabinet pemerintahannya.

"Tak hanya pintar, tapi juga yang miliki nurani. Yang bersedia tidak memperkaya diri sendiri, saudara, teman, atau saudaranya," kata capres yang berpasangan dengan cawapres Sandiaga Uno ini.

Atas dasar itu, Prabowo mengajak rakyat Sumenep khususnya dan warga Madura pada umumnya untuk menggunakan hak pilihnya di pemilu 17 April 2019. Prabowo juga mengajak masyarakat untuk mengawal jalannya pemilu agar berlangsung jujur dan adil.

"Kita berada di penghujung perubahan besar. 17 April 2019, 50 hari lagi kita bisa mengganti arah dari negara yang lemah ke negara yang lebih kuat. Bangsa makmur yang rakyatnya sejahtera. Karena itu, mari kita tidak lengah, mari berbondong-bondong TPS dan jaga sampai selesai," seru Prabowo.

Kiai dan Alim Ulama Sumenep Siap Menangkan Prabowo-Sandi

Sementara Kedatangan Prabowo di Ponpes Assadad disambut meriah para ulama, santri, dan masyarakat. KH Moh Yazid selaku perwakilan tuan rumah menerangkan, acara silaturahmi dengan Prabowo ini dihadiri oleh ulama-ulama dari berbagai penjuru Madura. Kehadiran mereka adalah pertanda Madura siap memenangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

"Mereka para ulama ini waktunya sudah habis untuk berkhidmad untuk umat, untuk mendidik para santri, tapi kenapa mereka masih sempat hadir di sisi, tujuannya hanya satu, yakni untuk memenangkan Prabowo Subianto," kata KH Yazid, Selasa (26/2).

KH Yazid mengatakan, para ulama sumenep telah menetapkan pilihan dukungan kepada paslon nomor urut 02. Pilihan itu didapat melalui ikhtiar dan doa memohon petunjuk kepada Tuhan.

"Kami para ulama tentunya sudah berfikir panjang. Selain telah ada hasil ijtima ulama di Jakarta, para ulama dan kiai sepuh di Sumenep telah beristiharah meminta petunjuk kepada Allah. Kami punya cara sendiri untuk menentukan pilihan dan alhamdulillah hasilnya sama dengan hasil ijtima ulama yang di Jakarta," terang KH Yazid.

Kepada Prabowo, para alim ulama serta kiai Sumenep menitipkan mandat dan aspirasi. Mereka juga berdoa agar gerakan menuju Indonesia adil makmur ala Prabowo-Sandiaga Uno selalu mendapat berkah dari Yang Maha Kuasa.

"Pak Prabowo dan Pak Sandi semoga menjadi pemimpin yang bisa menghadirkan keadilan untuk bangsa indonesia, bisa wujudkan kemakmuran bagi rakyat. Semoga jadi pemimpin yang adil dan memakmurkan," ucap KH Yazid.

Masih di kesempatan yang sama, KH Yazid juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan pemilu jujur, adil, damai, dan saling menghormati perbedaan pilihan.

"Mari jaga pemilu ini tetap damai, mohon tidak ada kata netral, suara anda akan menentukan nasib Indonesia lima tahun yang akan datang. Misalnya di luar sana ada ulama kiai yang beda pilihan politik, tolong jangan dicaci, jangan dibenci, kita jaga ukhwah Islamiyah, ukhuwah watoniyah kita supaya terwujud Indonesia yang adil dan makmur," kata KH Yazid.

Sumber : Merdeka.com

Sambutan Rakyat Jateng Jatim dan DIY Luar Biasa


Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto hadir di Grand Pasific Hall di Sleman dalam acara 'Prabowo Menyapa', Rabu (27/2). Di depan ribuan relawan dan pendukungnya, Prabowo memberikan pidato.

Prabowo menyebut jika sebenarnya ingin istirahat seusai pensiun dari TNI. Namun karena melihat kondisi bangsa yang karut marut akhirnya Prabowo pun kembali memutuskan untuk maju di Pilpres 2019.

"Saya sama dengan senior-senior saya. Kami ini seharusnya sudah istirahat. Untuk jenderal-jenderal semacam ini. Apalagi yang dicari? Bintang empat, bintang tiga, bintang kehormatan sudah didapat semua. Kita ingin istirahat. Tapi tidak rela melihat negara dalam keadaan tidak benar," ujar Prabowo.

Indonesia dianggap Prabowo dalam keadaan tidak benar karena banyaknya aset kekayaan Indonesia yang berada di luar negeri. Uang-uang dari Indonesia banyak yang dibawa keluar negeri.

Prabowo mengungkapkan kondisi ini semakin diperparah dengan maraknya korupsi di Indonesia. Prabowo menyebut korupsi di Indonesia sudah dalam stadium empat.

Melihat kondisi ini, Prabowo pun memutuskan untuk kembali maju di Pilpres 2019. Keinginan maju Prabowo ini ternyata dikuatkan dengan dukungan warga. Dukungan dari warga ini dinilai Prabowo semakin hari semakin semarak saat dirinya berkunjung ke berbagai kota di Indonesia.

"Saya dari tadi pagi melihat semangat luar biasa, rakyat Yogyakarta luar biasa semangatnya. Tadi sempat saya ke Temanggung di situ luar biasa. Kemarin tiga hari di Jawa Timur di 11 titik semuanya luar biasa. Yang saya rasakan rakyat Indonesia sudah mengerti masalah yang dihadapi oleh bangsa kita. Rakyat Indonesia tidak bisa dibohongi lagi," tutup Prabowo. 

Sumber : merdeka.com

Wednesday, February 27, 2019

Mantan Mayor Jendral Ini Tantang Wiranto


JAKARTA, Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen menantang Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto untuk berdebat di televisi terkait dalang kerusuhan 1998. 

"Kalau memang Wiranto berani, kita berdebat saja di Media Masa. Saya akan bawa data-data dan saksi yang menunjukkan Wiranto sebagai dalang kerusuhan," kata Kivlan kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2019). 

Hal ini disampaikan Kivlan menjawab tantangan dari Wiranto. 

Mantan Panglima ABRI itu sebelumnya menantang Kivlan Zen dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sumpah pocong terkait dalang kerusuhan 1998. 

Tantangan itu disampaikan karena Kivlan sebelumnya menyebut Wiranto sebagai dalang kerusuhan. 

Namun, Kivlan menolak tantangan sumpah pocong itu dan lebih memilih untuk berdebat di televisi. 

"Saya tidak mau sumpah pocong, itu kan sumpah setan. Tidak sesuai koridor hukum. Kalau mau kita berdebat saja di semua media TV di Indonesia," katanya. 

Bahkan, Kivlan juga menantang Wiranto untuk menempuh mekanisme peradilan militer atau pengadilan militer untuk benar-benar membuktikan siapa yang bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi. 

Kivlan menyebut saat kerusuhan pecah di Jakarta, Wiranto yang saat itu menjabat Panglima ABRI justru meminta tak ada pasukan dari luar daerah yang dikirim ke Jakarta. 

"Kostrad mau kirim pasukan dari Jawa Tengah. Dia (Wiranto) bilang jangan. Apa bukan dalang kerusuhan kalau seperti itu," katanya.

Sumber : Kompas.com