JAKARTA - Pedagang asongan dari sejumlah wilayah di Jakarta, Sabtu (19/5/2012) berkumpul untuk membentuk wadah mempersatukan mereka. Kehadiran wadah pemersatu ini diharapkan dapat membantu mereka memperjuangkan hak dan kepentingan mereka sebagai warga.
Selama ini kami selalu menjadi korban penertiban. Posisi kami selalu dirugikan, tapi kami nggak bisa ngapa-ngapain. - Ronny Susanto
"Selama ini kami selalu menjadi korban penertiban. Posisi kami selalu dirugikan, tapi kami nggak bisa ngapa-ngapain," kata Ronny Susanto, yang terpilih sebagai Ketua PPAJ di GOR Balai Rakyat Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (19/5/2012).
Ia mengakui, kehadiran mereka kerap dianggap sebagai salah satu biang kerok terganggunya ketertiban dan keindahan kota. Namun, ia berharap pemerintah sebagai pihak yang mengayomi warga seharusnya tidak sekadar melakukan penertiban.
"Jangan asal main gebuk. Kami ingin bekerja lebih baik juga. Tapi, tolong difasilitasi dong," kata Ronny.
Ia juga menjelaskan, dengan berdirinya paguyuban ini mereka mampu memperjuangkan kepentingan mereka bila merasa hak-haknya dilanggar. Pedagang asongan akan memiliki perwakilan untuk berdialog dengan pemerintah guna memperjuangkan hidup maupun matapencarian mereka.
Acara tersebut diikuti oleh sekitar 500 pedagang asongan yang berasal dari Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Lebak Bulus, Ciputat, Blok-M, serta Slipi. Ronny berharap, para pedagang asongan dari berbagai penjuru Jakarta nantinya akan ikut bergabung dalam wadah ini.
"Sudah kontak-kontakan, tapi mungkin banyak yang berhalangan," ujar pria asal Garut, Jawa Barat, ini.
Acara yang berlangsung sekitar dua jam ini diawali dengan pembacaan deklarasi pendirian PPAJ pada pukul 13.30 WIB dan sumbangan puisi dari salah satu anggota. Acara kemudian dilanjutkan dengan hiburan musik dangdut, hingga berakhir sekitar pukul 15.15.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment