JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Rusia membantah pesawat Sukhoi Superjet 100 memiliki kursi lontar pada pilot yang dilengkapi dengan parasut.
Menurut penjelasan KNKT Rusia, parasut itu sebenarnya berasal dari survival kit yang disiapkan jika pesawat mendarat darurat.
"Berkaitan dengan parasut, saya mau informasikan bahwa parasut itu ada di dalam satu boks (kotak) kontainer yang merupakan kit kalau pesawat harus mendarat darurat," ujar anggota KNKT Rusia, Sergey Korostiev, Selasa (15/5/2012), di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Dia menjelaskan di dalam kotak itu terdapat makanan dan minuman. Parasut berguna untuk melindungi kotak tersebut agar tidak berserakan saat pesawat mendarat darurat.
"Tapi karena adanya ledakan, spare part berantakan di tempat kecelakaan, sehingga boks itu otomatis terbuka," kata Sergey.
Menurut Kapten Prita Widjaja, anggota KNKT Indonesia, posisi kotak survival kit itu berada di dalam kargo yang terletak di bagasi dan bukannya di dalam kabin pesawat.
"Jadi tidak bisa diakses kalau kontainer tidak dibuka. Kalau pesawat mendarat darurat, barang-barang itu tidak akan ke mana-mana karena ada parasut," ucapnya.
Prita menduga, akibat tabrakan yang begitu hebat, parasut tersebut terbuka dan terlihat menempel di tubuh pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menghantam tebing Gunung Salak, Jawa Barat.
Hal itu pula yang membuat banyak orang menduga bahwa kursi pilot merupakan injection seat atau kursi lontar yang dilengkapi parasut layaknya pesawat tempur.
Sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan dan 106° 43' 15" Bujur Timur dekat Cidahu, Gunung Salak.
Penerbangan yang dilakukan pesawat milik Rusia tersebut merupakan bagian dari demonstrasi penerbangan yang diselenggarakan oleh PT Trimargarekatama. Perusahaan tersebut merupakan agen yang memperkenalkan pesawat Sukhoi kepada perusahaan penerbangan di Indonesia.
Pesawat tersebut melakukan penerbangan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dari Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu pukul 12.00 WIB dengan penumpang pebisnis di bidang penerbangan. Setelah terbang sekitar 35 hingga 45 menit, pesawat pun kembali ke Halim Perdanakusuma dalam kondisi selamat.
Penerbangan kedua dilakukan pukul 14.12 WIB dengan mengangkut 45 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 8 orang WN Rusia, 1 orang WN Amerika Serikat, 1 orang WN Prancis, dan sisanya adalah warga negara Indonesia yang berasal dari kalangan pramugari, manajemen maskapai, dan media massa. Pada penerbangan pertama pesawat menghantam tebing di Gunung Salak.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment