Sleman Sekitar enam ribu umat Buddha se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini merayakan detik-detik Waisak 2556 BE/2012 di pelataran Candi Sewu kompleks Candi Prambanan Sleman, Minggu (6/5/2012). Detik-detik Waisak tahun ini jatuh pada pukul 10.34.49 WIB.
Prosesi Waisak yang digelar di candi Buddha peninggalan abad 9 M itu diselenggarakan oleh Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) yang dipimpin Sudhamek AWS dan Sekolah Tinggi Agama Buddha (STIAB) Smaratungga, Boyolali.
Prosesi dimulai sejak pukul 09.00 WIB diawali prosesi puja sarana dari Candi Lumbung yang ada di selatan candi menuju altar utama di depan Candi Sewu. Di dalam kompleks Candi Sewu kemudian dilakukan pradaksina atau mengitari Candi Sewu sebanyak 9 kali. Pradaksina dipimpin langsung Bante Sasanarakhitta Mahastavira.
Usai pradaksina, para bhiksu kemudian duduk di panggung sebelah utara altar patung Buddha. Sedangkan ribuan umat Buddha yang berasal dari Gunungkidul, Sleman, Klaten, Boyolali, Wonosobo, Temanggung, Wonogiri, Karanganyar duduk bersila di tenda-tenda yang telah disiapkan panitia.
Romo Pandita Dhammananda dan Romo Pandita Nyanasuryanadi Mahathera kemudian memimpin melantunan doa-doa/puji-pujian dari kitab Tripitaka.
Sekitar 15 menit sebelum detik-detik Waisak tiba, Romo Nyanasuryanadi memimpin meditasi. Tepat pukul 10.34.49 WIB sebagai puncak dari detik-detik Waisak 2556 BE/2012 suara sirene dibunyikan sebagai tanda berakhirnya ritual meditasi.
Dalam pesan dan renungan Waisak, Romo Nyanasuryanadi berpesan kepada umat Buddha agar hidup harmoni dengan sesama dan dengan alam semesta itu membutuhkan latihan mawas diri. Latihan mawas diri adalah gerbang menuju pemahaman jernih bahwa alam semesta dengan segala isinya itu memiliki hubungan erat dan saling membutuhkan.
Menurut dia tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri. Hal ini membuktikan kebenaran Buddha bahwa segala sesuatu itu saling terkait, apa yang disebut diri sesungguhnya tidak ada karena hanya ciptaan kumpulan bukan diri. Hal itu juga sejalan dengan teman waisak tahun ini yakni "Genta Waisak Melantunkan Semangat Mawas Diri dan Hidup Harmoni".
"Ini berarti akan menghantarkan manusia pada pemahaman saling keterkaitan sehingga manusia harus saling menghargai sesama dan alam semesta," kata Nyanasuryanadi.
Usai doa bersama dan Dharmasanti Waisak, Bante Sasanarakhitta Mahastavira kemudian memotong tumpeng agung untuk diserahkan kepada Ketua DPP MBI, Sudhamek AWS. Ribuan umat Budha juga menerima air berkah yang telah disiapkan panitia.
Sumber : Detik.com
0 comments:
Post a Comment