Jakarta - Scott Thompson dipastikan mundur dari jabatannya sebagai CEO Yahoo terkait pemalsuan gelar sarjana. Insiden ini dinilai membuat upaya Yahoo untuk bangkit menemui jalan cukup terjal.
"Yahoo telah berjuang susah payah beberapa tahun terakhir dan insiden baru ini hanya membuat masalah bertambah buruk," kata analis teknologi dan bisnis, Jeff Kagan, yang dikutip dari AFP, Senin (14/5/2012).
Posisi CEO Yahoo diisi sementara oleh Ross Levinsohn yang merupakan mantan Executive Vice President Yahoo regional Amerika. Yahoo pun sedang mencari CEO permanen untuk menggantikan Thompson.
Thompson awalnya mengklaim memiliki gelar sarjana akuntansi dan ilmu komputer dari Stonehill College. Namun menurut Dan Loeb -- pendiri Third Point sekaligus salah satu investor Yahoo -- Thompson sejatinya hanya memegang gelar sarjana akuntansi, dan itulah kenyataannya.
Third Point meminta Thompson dipecat dan akhirnya dipenuhi. Padahal Thompson baru 4 bulan menjabat, menggantikan Carol Bratz yang kena pecat. Bratz dinilai tak mampu mengangkat performa Yahoo.
Memang Yahoo makinketeteran menghadapi pesaing utamanya seperti Google dan Facebook. Pada puncak kejayaannya 12 tahun lampau, harga saham Yahoo mencapai USD 100. Kini harganya di kisaran USD 12.
Pendapatan total mereka tahun lalu sebesar USD 7 miliar, jauh dibandingkan pendapatan Google yang mencapai USD 38 miliar. Belum lama ini, Yahoo pun melakukan PHK ribuan karyawannya dalam rangka efisiensi.
Kini, Yahoo kembali berlayar tanpa nahkoda tetap dengan dipecatnya Thompson dari posisi CEO. Perjuangan mereka pun dianggap akan kian berat.
"Perusahaan ini berjuang menemukan jalurnya sebelum semua ini terjadi dan situasi ini akan membuat mereka tersesat kembali. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Yahooo punya masalah struktural yang sangat dalam," kata analis dari Macquarie Securities, Ben Schacter.
Sumber : Detik.com
0 comments:
Post a Comment