Your Ad Here

Monday, April 9, 2012

Bisnis Event Organizer di Jambi Cukup Menjanjikan


TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Seiring bertumbuhnya perekonomian di Jambi, secara tidak langsung membawa pengaruh di berbagai sektor. Geliat event lokal dan nasional yang digelar di Jambi pun kian semarak. Inilah, yang jadi ladang basah bagi pengelola event organizer (EO).

Simak saja penuturan General Manager EO Warzone, Arie Febrian. Tahun lalu saja, EO yang hadir sejak 1998 ini menangani 50 event berbagai skala. Event itu datang mulai dari urusan wedding hingga dari perusahaan rokok dan otomotif.

Sementara belum genap empat bulan di tahun ini, ia sudah mengadakan 25 acara. "Tidak tutup kemungkinan sampai akhir 2012 nanti akan tercapai sekitar 80 even,” kata Arie optimistis, Minggu (8/4/2012).

Menurutnya, peluang usaha ini di Jambi masih terbuka lantaran tak banyak pemain di segmen ini. Sepengetahuannya, ada sekitar 10 EO di Jambi.

Hal terpenting untuk survive di jasa ini adalah inovasi. Ide, kata Arie, harus selalu ada yang baru agar klien puas dengan kegiatan tersebut.

Sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahan rokok, otomotif dan lainnya, Arie terus menggandeng perusahaan lain.

Ia membeberkan, ada dua model pendanaan untuk mengadakan sebuah acara, yakni budget sudah dipatok perusahaan atau EO yang menetapkan anggaran. Untuk yang pertama, EO biasanya akan mengarahkan kegiatan yang tepat dengan jumlah anggaran yang diajukan klien.

Dari sana EO juga berhitung. Apabila anggaran itu memberi untung, barulah job tersebut dieksekusi. "Bisa juga kita yang mematok anggarannya, nanti kita jelaskan kegiatan apa yang akan dibuat. Apabila setuju, kita akan langsung kerjakan," ucapnya.

Usaha ini, harus menjaga kontinuitas. Bukan berarti satu event tuntas, harus berleha-leha. Tapi, kata Arie, kita harus memikirkan dan mencari lagi untuk membuat kegiatan tiga bulan kedepannya. “Begitu seterusnya,” imbuhnya.

Nilai kontrak yang ditangani Warzone bukan sedikit. Kendati tidak menyebut total dana event yang pernah masuk per tahunnya, tapi Arie mengaku kontrak terbesar yang pernah ditangani adalah sekitar Rp 1 miliar. Dana itu untuk melakukan sejumlah kegiatan tur di sejumlah daerah.

Lantas dari mana keuntungan yang didapat EO? “Dari bugdet itu sekitar 10 persen untuk EO. Dana yang didapat itulah, nantinya dibagi kepada kru-kru yang telah bekerja selama ini,” bebernya kepada Tribun.

Senada juga dikatakan Panca, pemilik EO Art Production. Menurut Panca, sebenarnya di Jambi ini cukup banyak. Hanya saja, jumlahnya pasang surut.

"Jika dikelola dengan profesional maka potensi usaha ini cukup besar. Apalagi ketika akan mengadakan acara pemberian izin yang dikeluarkan oleh Polisi pun dipermudah. Selama ini, pengurusan izin kegiatan ini tidaklah sulit," ucapnya.

Walaupun usaha ini menggiurkan, ia bilang untuk membentuk EO tidaklah mudah. Ditanya soal berapa besar kontrak yang pernah didapatnya selama menekuni EO ini, ia mengakui sekitar Rp 2,5 miliar.

0 comments:

Post a Comment