TRIBUNNEWS.COM, JUAREZ - Gembong kartel narkoba Meksiko, Jose Antonio Acosta Hernandez, mengakui telah memberikan perintah pembunuhan terhadap 1.500 orang.
Dilansir BBC, kepolisian Meksiko menyatakan pria berusia 30 tahun iitu, juga diduga terlibat dalam aksi serangan terhadap pegawai wanita Konsulat AS, Lesley Enriquez, saat berada di Ciudad Juarez, Meksiko, tahun lalu. Dalam serangan itu, Lesley beserta suaminya, Arthur Redelfs, dan rekan suaminya tewas.
Petugas mengatakan Acosta Hernandez adalah tokoh kunci di kartel Juarez yang berhasil ditangkap polisi pada Jumat pekan lalu.
Kartel ini mengontrol jalur peredaran narkoba dari Ciudad Juarez hingga Amerika Serikat.
Juarez merupakan kota dengan angka kekerasan paling tinggi di Meksiko. Data tahun lalu menunjukkan telah terjadi 3.000 kasus pembunuhan di kota tersebut.
Acosta yang lebih dikenal dengan nama El Diego juga diduga merupakan pimpinan geng La Linea. Anggota geng La Linea sering diperintahkan oleh kartel Juarez untuk melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawan mereka.
Sebelumnya Pemerintah Meksiko menawarkan uang sebesar 1,275 juta dollar AS kepada orang yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan Acosta.
Pemerintah AS juga berupaya membawa Acosta ke Amerika karena terlibat kasus pembunuhan terhadap pegawai konsulat kedutaan itu.
Mereka ditembak mati di dalam kendaraan sesaat setelah meningalkan sebuah acara sosial di Kota Ciudad Juarez.
Dalam peristiwa itu, putri Lesley Enriquez, yang masih berusia tujuh bulan dan berada di mobil dibiarkan selamat.
0 comments:
Post a Comment