Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengungkapkan selama empat bulan pertama tahun ini realisasi penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi sudah melonjak sembilan persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. "Ini Januari hingga April," kata Jero di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta 28 Mei 2012.
Jika melihat pola tersebut, Jero memperkirakan kuota BBM bersubsidi sebesar 40 juta kiloliter akan habis Oktober. Untuk itu, Kementerian berencana mengajukan penambahan kuota kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Dengan melihat kondisi global yang terjadi saat ini, dia optmistis pengajuan penambahan kuota akan disepakati DPR. "Saya masih punya keyakinan kita bisa bicara baik-baik, katanya.
Mengenai kekurangan kuota BBM bersubsidi di Kalimantan, Wacik menghimbau agar para Gubernur se-Kalimantan untuk tidak mengancam menyetop pengiriman batu bara. Sebab, jika dilakukan yang merugi gubernur dan daerah itu sendiri.
"Misal batu bara tidak boleh keluar. Nanti, gubernurnya tidak mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD). Kalau tidak dapat PAD, rakyat dapat apa? Jadi, semua tergantung gubernur," ujarnya.
Pemerintah, lanjut Wacik, telah mencarikan jalan keluar dengan menambah BBM non subsidi di Kalimantan karena BBM bersubsidi telah habis dibagi ke seluruh daerah. Langkah ini ditempuh, karena darurat dan agar roda perekonomian Kalimantan tetap bergerak.
Sumber : VIVAnews
0 comments:
Post a Comment