Begitu dilantik menjadi presiden Rusia untuk ketiga kalinya, Senin (7/5/2012), Vladimir Putin langsung memerintahkan pembangunan kekuatan angkatan laut Rusia. Dua armada utama yang akan menjadi prioritas pengembangan adalah armada AL Rusia di kawasan Artik dan Timur Jauh.
Menurut dinas pers Kremlin, Putin juga memerintahkan agar angkatan bersenjata Rusia segera dilengkapi dengan berbagai sistem persenjataan modern, sehingga pada 2020 sekitar 70 persen dari kekuatan militer Rusia sudah terdiri atas peralatan baru tersebut.
Selain itu, Putin memerintahkan pembentukan beberapa lembaga eksekutif baru di tingkat federal yang akan bertanggung jawab terhadap pemesanan dan implementasi pesanan sektor pertahanan. Jumlah personel kontrak di angkatan bersenjata Rusia juga akan ditambah sebanyak 50.000 personel per tahun.
Hubungan Rusia-AS
Dalam konteks hubungan luar negeri, Putin langsung mengeluarkan dekrit kepada Kementerian Luar Negeri Rusia agar tetap bertahan dengan berbagai persyaratan traktat pengurangan senjata strategis (START) antara Rusia-AS dan terus mendesak AS memberikan jaminan bahwa sistem perisai rudal di Eropa tidak ditujukan kepada fasilitas nuklir nasional Rusia.
"Lanjutkan (kebijakan selama ini) dengan melihat fakta bahwa setiap negosiasi terkait pengurangan senjata nuklir strategis hanya dimungkinkan dengan mempertimbangkan semua faktor yang telah mempengaruhi stabilitas strategis global," demikian bunyi dekrit Putin itu.
Namun, Putin tidak melulu menganggap AS sebagai ancaman. Ia juga memerintahkan Kemlu Rusia untuk mengambil berbagai langkah guna meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan AS, dan mendukung setiap hubungan bisnis kedua negara.
Semua kementerian juga diperintahkan mengajukan proposal untuk meliberalisasi rezim visa antara Rusia dan AS.
Sumber : Kompas.com
0 comments:
Post a Comment