Jakarta - Sukhoi Superjet 100 yang mengangkut 45 orang menabrak Gunung Salak pada Rabu (9/5) lalu. Investigasi akan digelar secepatnya. Rusia selaku negara produsen pesawat ini berjanji tidak akan menutup-nutupi kasus tersebut.
"Pemerintah Rusia tidak akan menutup-nutupi kasus ini, transparan," ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian A Pasha, di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Jumat (11/5/2012).
Hal itu disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraan telepon dengan Presiden SBY semalam. Dalam teleponnya, Putin juga menyampaikan belasungkawa pada korban kecelakaan pesawat tersebut.
Ada dua poin penting dalam pembicaraan kedua kepala negara itu. Pertama soal penawaran pemerintah Rusia dalam upaya identifikasi jenazah korban dan pengumpulan puing-puing pesawat di sekitar Gunung Salak.
Menurut Julian, tawaran itu disambut baik oleh SBY. "Dan Presiden pun memerintahkan Disaster Victim Identification (DVI) bekerja sama dengan partner mereka (dari Rusia)," imbuhnya.
Selain itu SBY juga telah memerintahkan jajaran Kementerian Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk berkoordinasi dengan pihak Rusia.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang melakukan joy flight hilang kontak di kawasan Gunung Salak, Bogor, 9 Mei 2012. Sehari setelahnya dipastikan pesawat buatan Rusia itu jatuh di lereng Gunung Salak. Badan pesawat pecah berkeping-keping. Dalam pesawat tersebut, terdapat 45 penumpang, 8 di antaranya merupakan kru asal Rusia. Saat ini evakuasi para korban masih terus diupayakan.
Sumber : Detik.com
0 comments:
Post a Comment