Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ismy mengatakan, rencana kenaikan harga gas 55 persen diyakini bakal menaikkan harga produk industri tekstil. "Kenaikan harga gas 55 persen ini bisa mengangkat harga tekstil sampai 13,5 persen," kata Ismy di Jakarta, Jumat (8/5).
Dengan adanya kenaikan ini, lanjut dia, daya saing produk industri tekstil akan melemah. Kebutuhan akan energi menjadi elemen penting bagi sektor industri nasional. "Karena bagi kami energi ini nomor dua setelah bahan baku," kata Ismy.
Dia khawatir kondisi industri tekstil semakin terpuruk. Sebab, pada kuartal I tahun ini, di saat harga gas belum naik, ekspor tekstil sudah turun. "Di Januari-Maret tahun ini ekspor tekstil mencapai Rp 3,19 miliar. Pada tahun sebelumnya Rp 3,36 miliar. Jadi ada sudah penurunan," papar Ismy.
Menurut dia, kenaikan gas ini nantinya bisa menghambat pertumbuhan industri. "Kalau gas naik, operasional semakin berat. Mesin-mesin bisa tidak jalan. Kalau sudah begitu pilihannya hanya 2 karyawan dirumahkan atau PHK," ungkap Ismy.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment