Your Ad Here

Sunday, April 8, 2012

Gaji Pemandu Wisata Rp 14 Juta


TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Ada hal menarik yang baru terdengar mengapa warga Singapura begitu patuh terhadap peraturan yang berlaku dalam negara tersebut. Pemandu wisata asal Singapura, Jefry, menjelaskan setiap laki-laki warga negara Singapura berumur 18 tahun, harus mengikuti wajib militer.
Jefry mengatakan pendidikan wajib militer itu diikuti selama dua tahun. Layaknya ABRI saat belum dipisah dengan Polri, warga Singapura yang mengikuti wajib militer dapat memilih masuk jurusan polisi atau tentara. Jefry sendiri memilih masuk menjadi polisi.

"Banyak yang tidak percaya kalau saya bilang saya ini polisi. Saya mengikuti wajib militer dua tahun. Dalam 11 bulan, saya bekerja sebagai pemandu wisata. Satu bulan saya bekerja sebagai polisi, memakai seragam," ujar Jefry.

Pemerintah Singapura pun menjamin penghasilan seseorang saat melaksanakan tugasnya baik sebagai polisi atau tentara dalam waktu satu bulan bertugas tersebut. Penghasilan Jefry dihitung berdasarkan kurs rupiah, sekitar Rp 14 juta per bulan. Maka saat menjadi polisi, negara menjamin membayar penghasilan tersebut yang sama nilainya.

"Di sini kadangkala bisa melihat ada tukang roti. Saat bertemu lagi, memakai seragam polisi atau tentara. Itu karena semua laki-laki wajib militer. Untuk perempuan, tidak ikut wajib militer," katanya sembari menyebut pendidikan wajib militer meningkatkan disiplin.

Jefry menjelaskan, puluhan ribu kamera CCTV memantau setiap pergerakan warganya di setiap jalan dan ruang publik bagian dari menjaga disiplin dan ketaatan pada hukum. Jefry mencontohkan, bila ada orang-orang berkumpul minimal lima orang saja, maka 15 menit kemudian polisi akan datang.

"Maksudnya berkumpul itu seperti mau unjuk rasa. Minimal ada lima orang, ditangkap semua," ucap Jefry seraya menunjukkan beberapa kamera CCTV yang ada di kawasan Bugis.

Di Singapura, stasiun MRT (Mass Rapid Transit) terdalam, yakni 31 meter di bawah tanah. Namun ternyata Singapura juga telah membangun bunker sedalam 200 meter untuk mengantisipasi terjadinya perang. Jefry menjelaskan di dalam bunker tersebut terdapat persediaan amunisi dan persediaan makanan selama tiga bulan.

"Kami sebenarnya juga bingung apa yang ditakutkan. Namun begitulah di sini. Tentara Singapura kuat di atas kertas, namun tidak pernah diuji coba," jelasnya.

Jalan menuju Bandara Changi, kata Jefry, setiap lima tahun sekali juga dipakai untuk uji coba pesawat militer dan komersil. Di sepanjang jalan menuju Bandara Changi, terdapat pot-pot besar tanaman. Setiap lima tahun sekali, pot-pot itu disingkirkan.
Tak hanya menerangkan tentang wajib militer di Singapura, Jefry juga menjelaskan mengenai Electronic Road Pricing (ERP) yang digadang-gadang Dishub DKI untuk diterapkan di Jakarta. Setiap kendaraan, baik milik pribadi atau angkutan umum, wajib memiliki alat yang disebut EIRIP. Alat tersebut dapat dimasukkan kartu yang berisi deposit uang bila masuk ke jalan-jalan yang dikenakan ERP.

"Hukum di sini ketat. Tidak memasang alat dan kartunya kemudian lewat jalur ERP, silakan saja. Namun akan dikirimi surat denda beserta bukti foto saat melanggar. Bila diabaikan, saat pengurusan pajak, maka dendanya akan lebih besar lagi. Bagi yang sudah memasang alat dan kartunya, setiap melewati jalur ERP akan langsung dipotong dan uangnya masuk kas negara," ujar Jefry.

0 comments:

Post a Comment