Melihat gejolak di masyarakat yang mulai nekat mencegat truk distribusi Elpiji 3 Kg, para pengusaha meminta bantuan Polisi untuk mengawal. Ini merupakan buntut kelangkaan elpiji bersubsidi selama dua pekan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
“Pengawalan ini untuk mencegah terjadinya tindakan anarkis yang membahayakan awak truk pengangkut elpiji," kata Kepala Bidang LPG DPC Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Kabupaten Cianjur, Sulistio Budi.
Ketakutan yang sama disampaikan Manager Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT. Sari Alam Dwitunggal Sejahtera, Kusnadi. “Kalau pencegatan truk masih terjadi, ini sangat berbahaya. Kita butuh pengawalan dari SPBE hingga agen," katanya.
Dia mengakui suplai gas selama awal bulan ini berkurang. Untuk SPBE Cianjur, pengurangan terjadi hingga 4 ton per hari. “Sebelumnnya pasokan kami 24 ton. Sejak awal bulan hanya 20 ton,” katanya.
Dari data Hiswana Migas per awal Maret, pasokan Elpiji bersubsidi di kabupaten Cianjur, berkurang hingga 16 persen. Penurunan ini sangat berpengaruh pada kondisi di lapangan yang tengah terjadi kelangkaan. Akibatnya, harga melambung tinggi dari Rp13.750 menjadi lebih dari Rp20.000 per tabung.
Pasokan ekstra 30 persen dari Pertamina tidak bisa membuat suplai normal. "Kami khawatir hingga awal bulan pasokan belum normal," katanya.
Sumber : VIVAnews -
0 comments:
Post a Comment