Mengingat sering sekali terjadi kasus kekerasan terhadap wanita di Afganistan, wanita yang menjadi pemimpin mungkin merupakan hal yang tidak biasa di negeri itu. Apalagi jika melihat sosok Zarifa Qazizadah, satu-satunya kepala desa wanita di negeri ini.
Sebagai kepala Desa Naw Abad yang berlokasi di Afganistan utara, Qazizadah terbilang sangat berdedikasi. Rasa keadilannya yang kuat, kepatuhannya terhadap peraturan dan tekadnya yang besar merupakan kelebihan wanita 50 tahun ini.
Kantor berita BBC, Minggu 27 Mei 2012 melaporkan, Qazizadah menunjukkan kepemimpinannya pada 2004, saat meminta pihak berwenang, yang sebagian besar adalah pria, untuk mengalirkan listrik ke Naw Abad. Dia ditertawakan.
Usahanya untuk menjadi anggota parlemen sempat terhalang karena kalah suara, namun desanya dapat dialiri listrik. Dua tahun kemudian ibu 15 anak ini diminta memimpin Desa Naw Abad.
Untuk mengalirkan pasokan listrik ke desanya, Qazizadah harus menempuh perjalanan menemui Menteri Energi Shaker Kargar di Kabul, bersama putrinya yang masih berusia empat tahun. Dia harus menjual sebagian perhiasannya untuk membiayai perjalanannya.
Permintaannya dikabulkan, namun perjuangannya belum berhenti. Qazizadah harus menggadaikan rumahnya demi mendapatkan modal untuk tiang listrik dan kabel. Listrik pun mengalir lima bulan kemudian.
Sekarang, wanita yang mulai tergerak mengabdi pada masyarakat saat pemerintahan Taliban ini, mengawal persediaan listrik desanya dengan cermat. "Saya tidak bisa membiarkan ada pencurian listrik karena hukum tetap harus dihormati," tegasnya.
Jika desa mengalami kejadian yang perlu penanganan cepat pada malam hari, Qazizadah langsung mengendarai sepeda motornya dan mengenakan pakaian pria dan kumis palsu. Penyamaran ini dilakukan supaya dia tidak terlalu menarik perhatian karena wanita yang mengendarai sepeda motor, apalagi di pinggiran Afganistan, masih sangat jarang.
Nenek 36 cucu ini juga dikenal sebagai penyelamat warga desanya saat menghalau mobil jip dengan menggunakan traktor. Seperti yang dikatakan seorang pendukungnya, Molavi Seyyed Mohammad, "Dia mampu melakukan hal-hal yang bahkan tidak dapat dilakukan pria."
Qazizadah juga berjasa mensponsori pembangunan masjid pertama Naw Abad, yang sengaja didesain supaya wanita dan pria bisa beribadah bersama di sana. "Sekarang para penduduk dapat beribadah di desa mereka sendiri, dan anak-anak tidak perlu pergi jauh-jauh untuk bisa mengaji," katanya.
Kini, selain sebagai kepala desa, Qazizadah juga mengepalai perkumpulan wanita di desanya. Dia pun menyemangati para wanita untuk mengikuti jejaknya.
"Saya hanya seorang ibu rumah tangga biasa, namun hari ini saya bisa bertemu dengan 1.000 orang. Saya bisa berdiskusi dengan orang-orang penting. Di negara Barat, wanita bisa jadi presiden. Mereka berani dan dapat meraih banyak hal," tuturnya dalam sebuah acara.
Sumber : VIVAnews
0 comments:
Post a Comment