MOSKOW - Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, sejumlah negara Barat masih berkeinginan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Ryabkov yang menghadiri pertemuan G8 itu juga membahas rencana pemberlakuan sanksi kepada Negeri Persia.
"Serangan militer merupakan hal yang mungkin dilakukan. Kami mendapat informasi itu lewat publik dan jalur intelijen," ujar Ryabkov, seperti dikutip Reuters, Senin (21/5/2012).
"Kami sangat khawatir akan hal ini. Kami tidak ingin, dunia dan Timur Tengah terpecah belah," imbuhnya.
Embargo Uni Eropa terhadap minyak mentah Iran, mulai berlaku pada Juli mendatang, sementara itu sanksi Amerika Serikat (AS), berlaku pada akhir Juni. Ekspor minyak Negeri Persia itu juga dikabarkan menurun pada tahun ini.
Meski demikian, Rusia tetap mendesak Barat agar tidak melakukan serangan ke Iran, karena ancaman serangan yang dilontarkan Barat, justru akan mendorong Iran membangun senjata atom. Rusia juga masih keberatan dengan adanya pemberlakuan sanksi tambahan itu. Dialog nuklir Iran juga tetap akan digelar pada 23 Mei mendatang di Irak, dan dihadiri oleh Rusia, China, AS, Inggris, Prancis dan Jerman.
Ryabkov mengatakan, Negeri Beruang Merah sudah merancang proposal untuk dialog di Irak. Rusia berniat untuk menekankan jalur negosiasi untuk kasus nuklir Iran. Proposal itu juga ditujukan untuk mendesak Iran agar bekerja sama dengan komunitas internasional.
"Ketika kita berhadapan dengan krisis Eropa dan ragu untuk menentukan kapan krisis itu berakhir, saya rasa, embargo merupakan cara yang tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran," tambahnya.
Sumber : okezone.com
0 comments:
Post a Comment