Sejumlah warga Suriah yang selamat dari pembantaian di Houla, dekat Kota Homs, mengungkap kengerian tragedi yang mereka hadapi. Mereka mengaku bersembunyi atau berpura-pura mati agar selamat dari kekejian itu, yang berlangsung Jumat 25 Mei 2012.
Insiden yang menewaskan banyak korban jiwa itu diduga karena bombardir artileri militer Suriah. Pasukan pemerintah tengah gencar memberantas kaum pemberontak, yang sejak tahun lalu menggalang kekuatan massa anti rezim Partai Baath pimpinan Presiden Bashar al Assad.
"Kami berada di dalam rumah saat mereka masuk, yaitu shabiha [anggota milisi] dan aparat keamanan. Mereka membawa senapan Kalashnikov dan senjata otomatis," ungkap seorang warga Houla bernama Rasha Abdul Razaq, seperti dikutip BBC pada 28 Mei 2012.
"Mereka membawa kami ke ruangan dan memukul ayah saya di kepala dan menodongkan senjata lalu menembak tepat di dagu," lanjut dia.
Ada sekitar 20 orang di dalam rumah Razaq waktu itu. Mereka terdiri dari kerabat dan teman-temannya. Namun, hanya empat dari mereka yang selamat, termaasuk Razaq.
Warga lainya yang juga selamat dari tragedi akhir pekan lalu mengaku harus bersembunyi di loteng saat orang-orang bersenjata membawa anggota keluaga dan menembak mereka.
"Saya membuka pintu, dan saya melihat mayat, saya tidak bisa mengenali keponakan saya. Itu tak terbayangkan. Saya memiliki tiga anak, saya kehilangan semuanya," kata warga yang tidak disebutkan namanya itu.
Saksi-saksi lain mengatakan saat ini mereka tengah berada dalam sebuah ketakutan. Mereka takut orang-orang bersenjata itu kembali ke rumah mereka.
Sebelumnya, Suriah menolak tuduhan telah membantai ratusan orang, termasuk wanita dan anak-anak di Houla, yang menjadi basis kelompok oposisi itu. Sedikitnya 108 orang, termasuk 34 anak-anak, dilaporkan tewas sementara 300 lainnya terluka dalam tragedi yang berlangsung 25 Mei lalu.
"Suriah dihantam tsunami kebohongan atas kejadian di Houla. Kami dengan tegas menolak tuduhan bahwa pasukan pemerintah bertanggung jawab atas pembantaian ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdissi, seperti diberitakan harian Telegraph Minggu 27 Mei 2012.
Sumber : VIVAnews
0 comments:
Post a Comment